Penalaran adalah proses berpikir yang dapat
menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca
indera karena nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui
suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang bersifat khusus ke
umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui
hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan kedalam hal yang bersifat umum.
Jadi yang dimaksud dengan Penalaran Induktif
adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan
berdasarkan hasil pengamatan empirik dan menghasilkan suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan.
Jenis
Jenis Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Generalisasi dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh :
Bila seorang berkata bahwa mobil
adalah semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan
pengangkut merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe
kendaraan dengan ciri – ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai
mobil, sedangkan dan bermacam – macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi
yang lebih tinggi ( = generalisasi lagi ) mengenai kendaraan pengangkut.
Generalisasi dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang
bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta
yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang
untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Hampir seluruh orang di Indonesia
menderita sakit magh.
Generalisasi yang tidak sempurna
juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang
benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
2 . Generalisasi Dengan Loncatan
Induktif (Generalisasi sempurna)
Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.
Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.
2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Analogi yaitu proses membandingkan dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil dengan
analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus
yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan Analogi
1.
Meramalkan kesamaan
2. Menyingkap kekeliruan
3. Menyusun sebuah klasifikasi
2. Menyingkap kekeliruan
3. Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri,
pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam
Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
A . Sebab ke akibat
A . Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai
sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
B. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai
akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
C.
Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain
tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Pada sabtu sore terjadi badai salju,
akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar